Lexy Akbar | Hujan-Tere Liye

Lail, seorang wanita belia yang menjadi yatim saat dikota nya terjadi gempa 10 skala ritcher, hampir seluruh penduduk kota meninggal. Gempa terjadi karena gunung Meletus dibawah laut. Alurnya berbicara soal bencana,cinta,dan teknologi. Lail menghabiskan masa hidupnya dengan Esok,seorang laki-laki yang menyelamatkannya saat gempa terjadi dan situasi sedang hujan deras. Itulah asal usul judul buku ini. Lail meneritakan semua rentetan kejadiannya dengan dokter psikiater dengan teknologi pembaca ingatan dengan harapan teknologi ini dapat menghapus ingatan atau memori buruk. Esok pria baik, lugu, cerdas,dan gentle. Semua ucapan dan perilakunya hampir sempurna dijadikan teladan pembaca. Jangan salah, Esok juga anak yatim tapi karena suatu hal ia diadopsi oleh salah seorang ternama di kota itu karena kecerdasannya dan kota membutuhkan banyak calon insiyur untuk memulihkan kondisi kota. Tiba suatu hari, Lail dan Esok berpisah. Seorang insiyur brilian berjumpa dengan kekasihnya yang peduli dengan dunia Kesehatan—juga kemanusiaan—hasil perpaduan semesta yang seimbang, kecerdasan dikolaborasi dengan kemanusiaan. Sungguh dunia ideal yang di idamkan. Hujan terus menerus menyertai perjalanan keduanya, hati tak henti-henti dipaksa menebak-nebak arah plot. Dan dooorr… amazing. Pak Tere ini selalu jago mengatur ritme plot. 324 halaman yang menggemaskan.